Beranda | Artikel
Menjadikan Allah Sebagai Perantara
Kamis, 12 Juli 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Haidar As-Sundawy

Menjadikan Allah Sebagai Perantara merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Haidar As-Sundawy dalam pembahasan Kitab Al-Qaulul Mufid karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 17 Sya’ban 1439 H / 04 Mei 2018 M.

Download juga kajian sebelumnya: Jaga Lisanmu

Kajian Tentang Menjadikan Allah Sebagai Perantara – Kitab Al-Qaulul Mufid

Pada kajian sebelumnya telah kita bahas tentang menjaga lisan agar jangan sampai bersumpah mengatasnamakan Allah untuk menvonis orang lain dengan vonis yang hanya menjad hak Allah. Sekarang kita membahas bab baru. Yaitu tidak diperbolehkan Allah diminta sebagai syafaat atas makhluknya. Maknanya adalah menjadikan Allah sebagai perantara bagi makhluknya seperti kita bertujuan memperoleh sesuatu keuntungan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu kita meminta kepada Allah agar Allah menjadi perantara.

Menjadikan Allah sebagai perantara, terkandung makna menganggap kurang keagungan Allah. Sehingga ada anggapan bahwa kedudukan Allah dibawah makhluk yang Allah ciptakan. Oleh karena itulah tidak boleh menjadikan Allah sebagai perantara untuk meraih sesuatu dari makhluk-Nya termasuk dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Contoh dari kalimat terlarang ini adalah apa yang telah diucapkan oleh seorang Arab Badui kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, “kami menjadikan Allah sebagai syafaat atas dirimu.” Makna dari kalimat ini  adalah bahwa orang badui menjadikan Allah sebagai perantara antara orang Arab Badui itu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tujuan utamanya adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini berarti menganggap rendah kedudukan Allah. Tentu kalimat ini salah dan terlarang.

Mendengar kalimat itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tak henti-henti bertasbih sampai diketahui hal tersebut pada wajah para sahabatnya. Kenapa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bertasbih? Karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggap bahwa ini adalah perkara besar. Apa yang dilakukan dan diucapkan oleh orang Arab Badui itu bukan perkara kecil. Selain itu, tasbih yang diucapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bermakna mengingkari apa yang dikatan oleh orang Arab Badui tadi. Juga merupakan pensucian bagi Allah dari hal-hal yang tidak layak bagi Allah.

Ungkapan orang Arab Badui tersebut menjadikan Allah sebagai perantara antara mereka dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Termasuk dalam hal yang terlarang adalah membandingkan Allah dengan makhluk walaupun dengan perbandingan bahwa Allah lebih utama dari pada makhluk tapi dengan keutamaan sedikit. Misalnya dengan mengatakan, “Tentu saja Allah lebih baik dari pada raja.” Ucapan ini termasuk menganggap kedudukan Allah kurang. Karena Allah dibandingkan dengan sesuatu yang tidak layak menjadi bandingan bagi Allah.

Simak Kajian Lengkapnya, Download dan Sebarkan mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Menjadikan Allah Sebagai Perantara – Kitab Al-Qaulul Mufid

Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama ini ke Jejaring Sosial yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter, Google+ dan yang lainnya. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan Anda.

Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com

Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :

Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv

 


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/31548-menjadikan-allah-sebagai-perantara/